Tuhandatang di atas awan datang kumpulkan anak-anakNya hari yang mulia Tuhan datanglah angkat kita semua diadatang di atas awan tampil bersinar, surya kebenaran angkat suara, ini tahun yobel dari bukit sion kes'lamatan datang bridge : yang telah ada yang ada, yang 'kan datang yang telah ada yang ada, yang 'kan datang inilah zaman yehezkiel tulang kering dihidupkan dan inilah zaman hamba-mu daud bait pujian dipulihkan dan inilah zaman tuaian besar Iniakan menjadi penggenapan nubuat dalam Wahyu 1:7: "Lihatlah, Dia datang dengan awan-awan; dan setiap mata akan melihat-Nya, juga mereka yang menikam Dia: dan semua orang di bumi akan meratap karena Dia." Mengapa semua orang akan meratap? Karena Tuhan Yang Mahakuasa telah mengungkapkan begitu banyak kebenaran dan melakukan pekerjaan yang begitu besar, dan bukan saja mereka menolak untuk menyelidikinya, tetapi mereka mengutuk, menghakimi, dan menghujat Dia bersama dengan kekuatan diadatang di atas awan g d tampil bersinar, surya kebenaran g c angkat suara, ini tahun yobel g d g dari bukit sion kes'lamatan datang. bridge : g f yang telah ada c g yang ada, yang 'kan datang g f yang telah ada Namun Yesus Sang Juruselamat tidak melakukan hal ini; Dia melakukan hal yang bertentangan dengan pemahaman manusia. Dia tidak datang ke antara orang-orang yang mendambakan kedatangan-Nya kembali, dan Dia tidak menampakkan diri kepada semua orang sembari menaiki awan putih. Dia sudah datang, tetapi manusia tidak tahu, dan tetap tidak mengetahuinya. KTpULw. - Kau mainkan untukku, sebuah lagu tentang negeri di awan. Di mana kedamaian menjadi istananya. Dan kini tengah kau bawa aku menuju kesana.... Lirik lagu Katon Bagaskara yang berjudul "Negeri di Awan" itu sangat populer di masyarakat. Bahkan judul lagu tersebut sering digunakan untuk menyebut kawasan dataran tinggi yang memiliki pemandangan yang indah. Salah satunya adalah destinasi Negeri di Atas Awan Gunung Luhur yang berada di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Destinasi tersebut belakangan ini ramai dikunjungi wisata ini hanya berjarak 3 jam dari Jakarta, tepatnya di Desa Citorek Kidul, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, yang masuk Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak TNGHS. Pesona yang ditawarkan di sini adalah panorama hamparan awan dilihat dari atas gunung. Selain di Gunung Luhur Banten, ada beberapa wisata 'negeri di atas awan' yang menawarkan panorama yang sama, yakni hamparan awan di ketinggian. Berikut 9 wilayah 'negeri di atas awan' yang ada di Indonesia 1. Puncak Wolobobo Bajawa Flores TARIS Foto Para pengunjung sedang asik menikmati sore di puncak bukit Wolobo, Desa Turekisa, Kecamatan Golewa Barat, Kabupaten Ngada, Flores, NTT, Sabtu 7/9/2019.Seakan sedang berada di atas awan. Itulah yang dirasakan saat pelisir ke puncak Bukit Wolobobo di Desa Turekisa, Kecamatan Golewa Barat, Kabupaten Ngada, Flores, Nusa Tenggara Timur NTT, Sabtu 7/9/2019. Siluet Gunung Inerie yang diselimuti kabut dan awan tipis sungguh menakjubkan. Begitu juga hamparan lembah ditutup awan yang tampak seperti samudra luas. Dari atas bukit ini pengunjung dapat menyaksikan indahnya Kota Bajawa dalam sekali pandang. Waktu terbaik berkunjung ke puncak bukit Wolobobo ini adalah sore hari, terutama saat matahari terbenam. Baca juga Pesona Senja di Puncak Wolobobo Bajawa Flores, Seperti Berada di Atas Awan 2. Dataran tinggi Dieng WIKAN PRASETYA Dua wanita menikmati keindahan Dataran Tinggi Dieng yang berselimut tinggi Dieng di Provinsi Jawa Tengah sering disebut negeri di atas awan. Butuh waktu sekitar 1 jam untuk sampai di kawasan Dieng dari kota Wonosobo. Waktu tempuh yang cukup lama itu karena jalanan dilalui cukup menanjak. Di kawasan tersebut pengunjung bisa melihat langsung hamparan Gunung Sindoro. Jika sudah sampai di Tugu Selamat Datang, pengunjung sudah tiba di 'negeri di atas awan'. Beberapa obyek wisata alami yang populer dikunjungi seperti kawasan Candi Arjuna, Kawah Sikidang, Telaga Merdada, Kawah Sileri, Kawah Candradimuka, Jalatunda, dan Museum Kaliasa. Wisata itu, terutama Candi Arjuna dan Kawah Sikidang, selalu ramai dikunjungi wisatawan, baik dalam maupun luar negeri. Baca juga Yuk, Berwisata di Negeri di Atas Awan... 3. Desa Wae Rebo Manggarai C MARBUN Desa Wae Rebo di Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur. Wae Rebo merupakan kampung adat tradisional di Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur, yang sudah terkenal hingga mancanegara. Wae Rebo berada di ketinggian meter di atas permukaan laut sehingga dijuluki desa di atas awan. Untuk melihat eksotisme Desa Wae Rebo tidaklah mudah. Butuh perjuangan lantaran lokasinya di lembah pegunungan Manggarai. Melompat ke bacaan harian Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Masa Antara Bacaan Hari Ini Wahyu 14–9; 1911–16; 211–5, 22–27; 221–5 Dengan segera, pasal pertama surat Wahyu membawa kita memandang kemuliaan besar yang jauh melampaui keberadaan kita di bumi ini. “Aku adalah Alfa dan Omega 
 yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang” 18. Juruselamat “yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita” akan datang kembali, “Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia” 15, 7. Yohanes melanjutkan suratnya dengan menggambarkan sebuah penglihatan luar biasa tentang Kristus sendiri—sebuah perjumpaan yang begitu menakjubkan sampai-sampai Yohanes “tersungkur 
 sama seperti orang yang mati” Namun, tepat di tengah kedua bagian yang menggambarkan kemuliaan itu ada sebaris kalimat yang mungkin mudah kita lewatkan gambaran singkat Yohanes tentang kehidupannya dan kehidupan para pembaca suratnya. Yohanes menulis bahwa ia adalah “saudara dan sekutu 
 dalam kesusahan, dalam Kerajaan dan dalam ketekunan menantikan Yesus” Yohanes menulis surat Wahyu saat sedang berada di tempat pembuangan. Surat ini disirkulasikan di antara jemaat yang sedang menderita, menghadapi tekanan dan penganiayaan yang terus memburuk hingga beberapa dekade berikutnya. Penerima mula-mula kitab Wahyu hidup di tengah dua realita yang saling tumpang tindih. Pertama, mereka memiliki jaminan dalam pemerintahan Kristus yang berdaulat serta kedatangan kembali Kristus yang mulia. Kedua, mereka masih berada di bumi, setiap hari mengalami yang namanya menanti dan menderita. Kurang lebih dua ribu tahun kemudian, kita pun masih hidup di tengah dua realita yang saling tumpang tindih ini. Di antara kedatangan pertama Kristus dan kedatangan-Nya kembali dalam kemuliaan, kehidupan kita mungkin juga terasa seperti percampuran dua dunia. Di satu sisi ada Kerajaan Allah dan keyakinan yang pasti. Di sisi lain ada penantian dan penderitaan. Tak heran apabila penuturan jujur Yohanes tentang kesusahan dan perlunya bertekun dengan sabar dirangkai di dalam dan di antara penglihatannya tentang kemuliaan Allah. Penglihatan tentang apa yang akan datang itulah yang memberikan kekuatan dan keberanian untuk bertekun. Perhatikan beberapa realita yang dipotret dalam akhir nan megah kitab Wahyu Kristus yang menang mengendarai seekor kuda putih dan mengalahkan si jahat, langit dan bumi yang baru tanpa dukacita atau kematian, kemah kediaman Allah ada di tengah-tengah umat-Nya 211, 3, serta sebuah kota yang kudus tempat orang-orang dari segala bangsa berkumpul di dalam terang kemuliaan Allah. Saat kita bisa melihat realita-realita yang akan datang ini, situasi kita di dunia yang sementara ini—separah apa pun itu—terasa tidak lagi terlalu penting. Perlunya bertekun dengan sabar diulangi beberapa kali dalam Wahyu 1-3, seringkali dipasangkan dengan ungkapan tentang kemenangan dan keberhasilan menaklukkan. Bertekun tidak hanya berarti sabar, tetapi juga teguh, berani, dan kuat. Inilah yang diberikan Allah kepada setiap kita yang hidup di masa antara. Dalam Kristus,—seperti yang dikatakan dalam lirik sebuah lagu—kita menemukan “kekuatan dan pengharapan tiap hari”. Kelli B. Trujillo Senin Memberitakan Pengharapan Bacaan Hari Ini Zakharia 99–17; Roma 53–5, 818–30 “Pengharapan dimulai dalam gelap 
” perkataan Anne Lamott dalam bukunya Bird by Bird ini tidak bisa saya sanggah. Apa yang ia sampaikan belakangan telah menjadi salah satu tema dalam hidup saya—bukan sebagai suatu pemikiran belaka, tetapi sebagai sesuatu yang nyata dijalani, suatu pergumulan, suatu komitmen, suatu disiplin. Menurut ahli teologi JĂŒrgen Moltmann, pengharapan itu berakar pada kebangkitan Yesus dan upaya nyata untuk mengubah keadaan. Adakalanya pengharapan menjadi satu-satunya bahasa yang cukup kuat untuk melawan keputusasaan. Dalam bahasa Lamott, pengharapan itu adalah sejenis “kesabaran yang revolusioner”. Apa pun definisi pengharapan, sesuatu di dalam jiwa kita menyuarakannya. Terkadang terdengar kecil, seperti sebuah bisikan, tetapi suara itu ada di sana. Pengharapan terpancar dari kedalaman jiwa, dan seringkali lahir dari situasi yang kelam. Saat situasi serba kacau dan membingungkan, pengharapan muncul. Di hari-hari tertentu, rasanya kita masih berada di bawah mendung pekat yang menyelimuti bumi saat Yesus disalib. Beratnya kehidupan di dunia ini terasa seperti kegelapan. Elie Wiesel, saat menceritakan tentang kengerian kamp konsentrasi Auschwitz dan peristiwa Holocaust, hanya bisa menyebut kegelapan itu sebagai “Malam”. Penderitaan adalah sebuah kenyataan yang harus kita akui. Dalam pengharapan pun, kita bisa menderita. Saya duduk bersama nenek saya beberapa waktu lalu dan minta ia menceritakan tentang kehidupannya. Awalnya ia tidak mau. Tak terbayangkan bekas luka apa saja yang telah ditanggung jiwanya selama lebih dari 80 tahun. Ia telah menjalani kehidupan yang keras. Sulit untuk menggambarkan bagaimana ia hidup di wilayah Selatan sebagai seorang perempuan berkulit hitam. Ada satu kata yang tampak menggambarkan keberaniannya untuk bertahan di tengah dunia yang kejam cinta. “Tuhan belum pernah mengecewakan saya,” katanya. Cinta yang radikal, mengubahkan hidup, mengubahkan komunitas, mengubahkan dunia, adalah cara hidup Yesus. Ia telah datang untuk memberitakan kabar baik Kerajaan Allah serta menyembuhkan segala macam penyakit dan penderitaan. Memberitakan pengharapan adalah sebuah cinta yang berbahaya. Martin Luther King Jr. berkata, “Kekuasaan terbaik adalah cinta yang mengimplementasikan tuntutan keadilan, dan keadilan terbaik adalah cinta yang mengoreksi segala sesuatu yang bertentangan dengan cinta.” Inilah artinya menjadi orang yang berdiri di dunia ini untuk memberitakan cinta, kuasa, dan keadilan, atau dalam bahasa nabi Zakharia, menjadi “orang tahanan yang penuh harapan” 912. Seseorang pernah menulis kalimat berikut “Ku tak tau kan hari esok, tetapi aku tahu siapa yang pegang hari esok”. Esok hari akan datang, tetapi hari ini, aku akan memberitakan pengharapan. Dante Stewart Renungan ini diadaptasi dari artikel berjudul “Why We Still Prophesy Hope,”, diterbitkan pada tanggal 21 Oktober 2019, di situs web Selasa Datanglah Tuhan Yesus Bacaan Hari Ini Yohanes 11–5, 14; Wahyu 2212–13, 20 Dalam Injil yang ditulisnya, Yohanes berkata, “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. 
 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita” 11, 14. Kita memiliki Allah yang telah datang. Dia datang untuk membuat apa yang tidak bisa disentuh menjadi bisa disentuh, dan apa yang tidak kelihatan menjadi kelihatan. Dia datang menyatakan diri-Nya untuk bisa kita kenal. Namun, kita memiliki pengharapan bukan hanya karena Dia sudah datang, melainkan juga karena Dia akan datang. Dia akan datang kembali. Janji inilah yang bisa membuat kita menemukan makna dalam penderitaan dan frustrasi kita di dunia. Saat Dia datang kembali, orang benar akan dibuktikan benar. Saat Dia datang kembali, Dia akan membawa keadilan atas olok-olok yang Anda hadapi karena percaya kepada Allah yang tidak terlihat. Saat Dia datang kembali, orang-orang yang berusaha mengangkat diri mereka sendiri sebagai penguasa akan dilengserkan, dan kita akan melihat bahwa sebenarnya hanya ada satu Penguasa dan Raja yang sejati. Dalam sekejap, apa yang selama ini kita imani, akan kita saksikan di depan mata. Pribadi yang selama ini kita kenal dalam doa dan yang kita beritakan, akan kita lihat secara langsung. Dalam Wahyu 22, Yesus berkata, “Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir” Yohanes mencatat, “Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman, Ya, Aku datang segera!’” Seakan-akan tidak punya kata lain untuk menutup suratnya, Yohanes menulis, “Amin, datanglah Tuhan Yesus!” Menatap masa depan, mungkin ada hal-hal yang tidak kita kehendaki terjadi atas bangsa kita. Mungkin ekonomi tidak berkembang sebagaimana yang kita harapkan. Mungkin ada lebih banyak anak yang disakiti di jalanan, baik oleh senjata, oleh perdagangan manusia, atau oleh obat-obatan yang disalahgunakan. Banyak pernikahan mungkin penuh pergumulan. Kita mungkin menderita sakit-penyakit. Kita mungkin khawatir akan anak-cucu kita. Dalam semua yang kita alami, perkataan ini memberi pengharapan Datanglah Tuhan Yesus. Apa pun yang kita hadapi, kita tahu bahwa Dia akan datang kembali. Suatu hari, langit akan terbuka, malaikat akan meniup sangkakala, dan seluruh dunia akan melihat-Nya bersama-sama. Segenap ciptaan akan merespons saat Tuhan kita melangkah turun dari surga untuk berkata, “Sekarang Aku telah datang untuk menebus umat-Ku”. Amin. Datanglah, Tuhan Yesus. Charlie Dates Artikel ini diadaptasi dari khotbah Charlie Dates tanggal 22 Desember 2019. Digunakan dengan izin. Rabu Adven and Akhir Zaman Bacaan Hari Ini Markus 1324–37; Lukas 2125–28 Selama masa Adven, kita mendengar pembacaan bagian-bagian Kitab Suci yang berbicara tentang kegelapan, kesusahan, dan akhir zaman. Matius, Markus, dan Lukas, masing-masing punya satu pasal yang berbicara khusus tentang akhir zaman. Dalam Markus 13, Yesus berkata, “
 bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan” Bagian selanjutnya dari pasal itu menggambarkan situasi yang makin kelam, “
 pada masa itu, sesudah siksaan itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit, dan kuasa-kuasa langit akan goncang” Mengapa Yesus justru berbicara tentang kematian dan kehancuran, bukan tentang domba, gembala, dan bala tentara surga? Dalam Kitab Suci, tulisan tentang akhir zaman lahir pada masa kesusahan. Israel adalah umat pilihan, Allah telah menjanjikan kepada mereka masa depan yang aman dan sejahtera. Namun, kemudian, mereka ditaklukkan dan diangkut ke pembuangan di kerajaan Babel. Dalam pandangan manusia, tidak ada pengharapan bagi mereka. Saat umat Israel mengalami krisis, mereka ada dalam situasi “darurat teologis.” Dalam masa darurat inilah pemikiran baru tentang akhir zaman terbentuk. Dimulai dari bagian kedua kitab Yesaya pasal 40-55—ditulis pada masa pembuangan di Babel saat pengharapan sepertinya sudah tidak ada lagi—dan terus berkembang dari sana. Pada zaman Yesus, pembicaraan tentang akhir zaman sudah ada di mana-mana. Yang terpenting dari teologi akhir zaman adalah teologi pengharapan—dan pengharapan adalah kutub yang berlawanan dengan optimisme. Optimisme bisa sirna ditelan kegelapan, kontras dengan pengharapan, yang ditemukan dalam sesuatu yang melampaui gelapnya sejarah manusia. Pengharapan ditemukan di dalam Allah yang berinkarnasi. Injil Lukas mencatat, saat Yesus bicara tentang akhir zaman, tentang “tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang” dan bagaimana “bangsa-bangsa akan takut dan bingung”, Dia mengakhirinya dengan mengatakan bahwa manusia “akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya” 2125–27. Yesus sedang bicara tentang kedatangan-Nya yang kedua kali. Dia sedang mengatakan bahwa pengharapan besar kita datang bukan melalui kemajuan peradaban umat manusia, melainkan melalui diri-Nya. Dia berdaulat, memiliki kuasa atas segala sesuatu, dan tidak bergantung pada sejarah manusia. Sekalipun kegelapan begitu nyata, Allah dalam Kristus sedang membentuk sejarah kita sesuai dengan tujuan-Nya yang ilahi. Masa Adven menyatakan bahwa kita dapat menghadapi kegelapan, apa pun nama kegelapan itu. Namun, ceritanya tidak berakhir di sana. Yesus berkata, “bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.” Fleming Rutledge Artikel ini diadaptasi dari artikel “Why Apocalypse Is Essential to Advent,” diterbitkan tanggal 18 Desember 2018 di situs web Kamis Sebuah Pertanyaan yang Lebih Penting Bacaan Hari Ini 2 Petrus 38–15 Mengapa begitu lama? Mengapa Yesus belum juga kembali seperti yang Dia janjikan? Hal-hal ini mungkin pernah ditanyakan oleh para penerima surat kedua Petrus—pertanyaan-pertanyaan yang terus menggema sampai hari ini. Petrus menjawab mereka dengan jaminan yang aneh Pertama, bahwa waktu Allah merefleksikan kesabaran dan kasih-Nya yang menyelamatkan 38-9. Kedua, bahwa hari Tuhan itu menakutkan dan akan melibatkan kehancuran dengan api. Bahasa akhir zaman seperti yang dipakai Petrus mirip yang dipakai Yesus di Markus 13 dan Lukas 21 tentunya membuat kita berpikir sejenak. Apa maksudnya dengan “hangus dalam nyala api” dan “langit akan binasa dalam api”? Apakah ini sesuatu yang harus kita takutkan? Ayat-ayat sebelumnya dalam 2 Petrus menyediakan perspektif untuk memahami bahasa kehancuran yang dipakai di pasal 3. Dalam pasal 25, kita membaca tentang situasi serupa pada zaman Nuh, saat Allah menghancurkan bumi dengan air bah. Penghakiman di masa itu tidak berarti Allah menyapu bersih semua ciptaan-Nya. Penghakiman terakhir dengan api kemungkinan juga demikian, Allah tidak akan menghanguskan seisi bumi untuk mendatangkan langit dan bumi yang baru. Sebagaimana yang digambarkan Petrus dalam Kisah Para Rasul, Kristus tinggal di surga “sampai waktu pemulihan segala sesuatu seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman dahulu” 321. Dunia yang baru akan datang melalui pemulihan besar dari Allah dan desain ulang dunia yang kita miliki sekarang. Terangkai dalam bagian ini, Petrus memberikan satu pertanyaan penting yang sepatutnya kita perhatikan lebih daripada pertanyaan tentang kapan dan seperti apa kedatangan kembali Kristus itu. Mengetahui bahwa hari kedatangan Tuhan akan segera tiba, Petrus bertanya, “bagaimana seharusnya kalian hidup” 2Ptr. 311 BIS. Petrus mendorong pembaca suratnya untuk hidup kudus dan saleh, “menantikan” langit dan bumi yang baru dengan penuh pengharapan Kita melihat tema yang sama ditekankan dalam surat Petrus yang pertama, saat ia sungguh-sungguh mendorong orang percaya untuk hidup dengan penuh keyakinan, sukacita dan kewaspadaan, berfokus penuh pengharapan pada kedatangan Kristus 1Ptr 13-5, 13. Kita adalah orang-orang yang memiliki pengharapan, sama seperti orang yang sudah diberi bocoran tentang akhir sebuah novel yang penuh dengan drama tak terduga. Kita tahu akhir ceritanya. Pengetahuan tentang akhir luar biasa yang menanti kita itu dapat mempengaruhi bagaimana kita menghadapi situasi sekarang. Kita mungkin tidak bisa tahu kapan atau bagaimana itu akan terjadi, tetapi kita dapat percaya bahwa pada akhir zaman akan ada penghakiman, sekaligus pembenaran bagi umat Allah. Bagaimana berita tentang penghakiman terakhir bisa membuat kita terhibur dan bukannya takut? Allah akan membuat bagian-bagian terbaik dunia ini menjadi makin baik, lebih dari yang bisa kita bayangkan. Penghakiman, pembenaran, dan transformasi akan datang. Tanah Perjanjian sejati menanti. Vincent Bacote Jumat Menanti Pestanya Dimulai Bacaan Hari Ini 1 Tesalonika 413–511 Salah satu hal yang suka saya lakukan sebagai seorang profesor adalah memutarkan film-film yang mungkin dilabeli orang sebagai “film akhir zaman”. Banyak film dalam ketegori ini berfokus pada momen Pengangkatan, sebuah penafsiran 1 Tesalonika 417, yang memahami frasa “akan diangkat” sebagai gambaran kedatangan kembali Kristus yang tidak kelihatan untuk membawa umat-Nya ke surga bersama-Nya sebelum masa Kesusahan Besar tiba. Film-film ini bertujuan untuk menciptakan kesadaran bahwa Yesus bisa datang kapan saja. Ada banyak pendapat tentang Pengangkatan dan isu-isu akhir zaman lainnya. Saat membaca 1 Tesalonika 4-5, kita bisa dengan mudah berfokus hanya pada bagian yang membicarakan hal tersebut. Namun, ada banyak poin penting lain tentang kedatangan kembali Kristus, yang juga patut mendapat perhatian kita, termasuk apa yang tampaknya menjadi penekanan Paulus di sini bagaimana menghibur orang-orang Kristen yang masih hidup, terkait status orang-orang percaya yang sudah meninggal. Apakah mereka yang sudah meninggal akan “ketinggalan” dan tidak mengalami kedatangan Yesus kembali? Inilah penghiburan Paulus untuk jemaat di Tesalonika dan juga kita kita tidak perlu khawatir Allah akan melupakan mereka yang sudah meninggal. Kebangkitan Kristus adalah sebuah jaminan bahwa kematian tidak akan menghalangi mereka untuk ikut masuk ke dalam dunia baru yang akan tiba bersamaan dengan kedatangan Kristus yang kedua. Baik kita masih hidup atau sudah meninggal, relasi kita dengan Kristus adalah satu-satunya yang diperlukan untuk kita bisa terdaftar sebagai tamu undangan saat hari kedatangan Tuhan itu tiba. Saat Kristus datang, akan ada pembukaan yang megah, lengkap dengan musik yang meriah. Trompet Allah akan berbunyi 416 BIS—gambaran yang tentunya dipahami jemaat di Tesalonika sebagai kembalinya seorang pemimpin terhebat yang telah menang. Tidak seperti bunyi trompet lain, trompet ini akan membangkitkan orang-orang yang mati dalam Kristus untuk menyambut kedatangan Kristus, bersama-sama dengan mereka yang masih hidup. Gambaran serupa bisa kita baca dalam surat pertama Paulus kepada jemaat di Korintus. Di sana juga dibahas tentang kematian, “musuh terakhir” yang akan dihancurkan Kristus 1526. Paulus meyakinkan jemaat di Korintus bahwa “pada waktu terdengar bunyi trompet itu, orang-orang mati akan dihidupkan kembali dengan tubuh yang abadi, dan kita semuanya akan diubah” 1552 BIS. Sengat maut kehilangan kuasanya karena kemenangan Kristus yang sempurna. Sembari menantikan hari itu, kita dipanggil untuk mempersiapkan diri “berbajuzirahkan iman dan kasih, dan berketopongkan pengharapan keselamatan” 1Tes 58. Kedatangan yang seperti “pencuri di waktu malam” ini akan sangat mengejutkan, karena hanya Allah sendiri yang tahu kapan hari tersebut akan tiba—tetapi hari itu akan menjadi pesta kejutan terbesar yang pernah ada bagi setiap kita yang menanti-nantikan kedatangan-Nya. Vincent Bacote Sabtu Pengharapan Bagi Yang Disfungsi Bacaan Hari Ini 1 Korintus 11–9 Saat kita membaca tentang kedatangan kembali Kristus dalam 1 Korintus, penting untuk mengingat konteks surat Paulus ini. Jemaat di Korintus adalah sebuah komunitas yang penuh dengan masalah. Ada perpecahan dalam jemaat yang mendukung pemimpin mereka masing-masing, ada skandal seksual, ada kontroversi tentang daging persembahan untuk berhala, dan banyak lagi. Meskipun komunitas Kristen ini mengalami banyak disfungsi, dalam 1 Korintus 11-9, Paulus menyebut mereka sebagai orang-orang yang dikuduskan “saints” atau orang-orang suci dalam terjemahan King James. Paulus kemudian mengingatkan bahwa Allah telah begitu bermurah hati kepada mereka dengan menyediakan karunia-karunia rohani dan menggambarkan mereka sebagai umat yang “menantikan” kedatangan Kristus kembali. Paulus menekankan kasih karunia Allah ay. 4 dan komitmen-Nya bagi mereka “Ia juga akan meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya” Sekalipun iman mereka lemah sebagaimana tampak dalam perilaku dan sikap mereka yang berdosa, kesetiaan Allah kepada mereka dan juga kita meliputi komitmen-Nya untuk menolong umat-Nya bertumbuh dan diubahkan makin serupa Kristus. Sementara pasal 1 menekankan bahwa Allah, dengan kasih karunia-Nya akan meneguhkan jemaat di Korintus sampai kepada kesudahannya, dalam surat yang sama Paulus menggambarkan kedatangan Kristus dan mendesak jemaat di Korintus, “Saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah” 1558, penekanan dengan huruf miring ditambahkan. Paulus memanggil mereka untuk memiliki keteguhan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari penantian akan kedatangan Kristus kembali. Terlepas dari banyaknya kesalahan dan kegagalan mereka, Paulus memanggil mereka untuk mengalami transformasi dan memiliki determinasi. Kita melihat gambaran keteguhan serupa dalam surat Paulus yang lain “Sementara kita “menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan pernyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus,” kasih karunia Allah “mendidik kita supaya meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi” Titus 211–14. Membaca 1 Korintus atau surat-surat Paulus lainnya, mau tidak mau kita akan memperhatikan betapa kuatnya Paulus membahas soal dosa dan disfungsi. Namun, sebagaimana yang ditunjukkan dalam 1 Korintus 18-9, tanggapan Paulus terhadap masalah-masalah yang besar itu selalu dilatarbelakangi dengan pengharapan yang besar. Kita dipanggil untuk melakukan bagian kita, sementara Allah, dalam kasih karunia-Nya, juga terus melakukan pekerjaan-Nya dalam hidup kita. Jemaat di Korintus adalah sebuah contoh, sekaligus sebuah penghiburan bagi kita. Kebanyakan kita mungkin pernah mengalami momen disfungsi rohani kita masing-masing, tetapi kegagalan kita tak seharusnya menjadi fokus utama kita. Sebaliknya, kita dapat melihat kepada Yesus, yang tidak hanya membuat rekonsiliasi dengan Allah menjadi mungkin, tetapi yang juga berkomitmen menolong kita supaya kita dapat menghadap Allah dengan tidak bercacat saat kerajaan-Nya tiba. Puji Tuhan, kesetiaan-Nya lebih besar daripada disfungsi kita. Vincent Bacote Kontributor Image Photos courtesy of contributors; Fleming Rutledge photo by Gregory Schreck. Vincent Bacote adalah lektor kepala bidang teologi di Wheaton College. Beliau adalah penulis buku The Political Disciple A Theology of Public Life. Charlie Dates adalah gembala sidang di Chicago's Progressive Baptist Church. Beliau meraih gelar PhD dalam Teologi Historis dari Trinity Evangelical Divinity School. Fleming Rutledge, seorang pendeta gereja episkopal, melayani selama 21 tahun di gereja lokal sebelum kemudian menjadi seorang dosen, penulis, dan guru dari banyak pengkhotbah lainnya. Beliau adalah penulis buku The Crucifixion. DantĂ© Stewart adalah seorang penulis dan pengkhotbah yang belajar di Fakultas Teologi Candler di Universitas Emory. Diterjemahkan oleh Echa Puspita -[ This article is also available in English, español, PortuguĂȘs, Français, çź€äœ“äž­æ–‡, 한ꔭ얎, çčé«”äž­æ–‡, and Galego. See all of our Indonesian Bahasa Indonesia coverage. ] Langit biru dipenuhi awan putih yang melayang-layang dan bergulung-gulung bagai lukisan pemandangan yang mengalir, dan aku tak bisa menahan embusan napas saat memikirkan bagaimana pendeta selalu mengatakan, "Pada akhir zaman, Tuhan akan datang kembali di atas awan putih, dan asalkan kita terus mengamati dan menunggu kedatangan-Nya kembali, maka Tuhan akan mengangkat kita dan menyambut kita ke kerajaan surga ...." Lebih dari 10 tahun yang lalu, aku sering menatap langit sambil berharap, bermimpi bahwa Tuhan Yesus tiba-tiba muncul di atas awan putih untuk membawa kita ke surga. Namun, lebih dari 10 tahun telah berlalu sejak saat itu dan aku tidak pernah melihat kedatangan-Nya. Aku tidak bisa menahan perasaan sedih saat berpikir Kita sekarang berada di akhir zaman, jadi kapankah Tuhan akan datang di atas awan untuk menyambut kita? Aku benar-benar berharap suatu hari nanti dapat melihat pemandangan Tuhan naik di atas awan putih turun dari langit—itu akan sangat luar biasa! Suatu hari, aku sedang mengunjungi seorang teman dan kebetulan keponakan temanku, Saudara Li, ada di sana. Ketika kami membicarakan tentang kondisi dunia saat ini, dengan bencana di mana-mana semakin besar skalanya, dan tentang penampakan bulan-bulan darah yang disebutkan dalam Wahyu, kami semua merasa bahwa nubuat-nubuat mengenai kedatangan kembali Tuhan Yesus telah cukup banyak digenapi dan bahwa Dia akan segera datang kembali. Saudara Li kemudian bertanya kepadaku, "Saudari, menurutmu dengan cara bagaimana Tuhan akan datang kembali?" Tanpa pikir panjang, aku berkata, "Dia akan datang di atas awan putih, tentu saja, karena Dia telah berfirman, 'Dan mereka akan melihat Anak Manusia datang di awan dengan kuasa dan kemuliaan besar' Lukas 2127. Dan itu dinubuatkan dalam Wahyu pasal 1, ayat 7 'Lihatlah, Dia datang dengan awan-awan.'" Saudara Li berkata, "Saudari, aku dulu juga berpikir bahwa Tuhan akan datang kembali di atas awan putih dan bahwa Dia akan datang dengan kemuliaan yang besar. Namun kemudian, aku menghadiri sebuah kebaktian rekan kerja, dan dengan membahas cara Tuhan akan datang kembali bersama semua saudara-saudari di sana, akhirnya aku menyadari bahwa, selain nubuat dalam Alkitab yang menyatakan bahwa Tuhan akan datang secara terbuka dengan awan-awan, sebenarnya banyak ayat lain dari Alkitab yang menubuatkan bahwa Tuhan akan datang secara rahasia ketika Dia datang kembali ..." Sebelum menunggu Saudara Li selesai bicara, aku menyela dengan gelisah, mengatakan, "Bagaimana mungkin? Apakah Tuhan tidak akan datang di atas awan putih? Bagaimana mungkin Dia datang secara rahasia?" Saudara Li tersenyum dan berkata, "Saudari, pada kenyataannya, ada misteri yang berkaitan dengan kedatangan kembali Tuhan. Aku telah mencari keterangan di Alkitab bersama saudara-saudari dan kami telah bersekutu dan membahasnya, dan baru kemudian, aku menemukan bahwa ada dua cara di mana Tuhan akan datang kembali Pertama, Tuhan akan datang secara terbuka dengan awan-awan, dan yang kedua, Dia akan datang secara rahasia. Seperti yang tertulis dalam Wahyu 1615, 'Lihatlah, Aku datang bagaikan pencuri. Diberkatilah ia yang berjaga-jaga dan menjaga pakaiannya, supaya ia tidak berjalan dengan telanjang, dan dan jangan sampai kemaluannya terlihat.' Dinyatakan dalam Matius 256, 'Dan di saat tengah malam ada suara seruan terdengar, Lihatlah, Mempelai laki-laki itu datang; keluarlah dan jumpai Dia.' Dan dalam Matius 2443–44, dinyatakan 'Tetapi ketahuilah, bahwa jika pemilik rumah tahu kapan waktunya pencuri akan datang, ia pasti akan berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dbobol. Karena itu hendaklah engkau berjaga-jaga sebab Anak Manusia akan datang pada waktu yang tidak engkau duga.' Kata-kata dalam ayat-ayat ini, 'bagaikan pencuri', 'di saat tengah malam ada seruan terdengar' dan 'pada waktu yang tidak engkau duga' merujuk pada kenyataan bahwa Tuhan akan datang kembali dalam keheningan sehingga kita akan tetap tidak menyadari, semua merujuk pada Tuhan yang datang secara diam-diam dan secara rahasia. Selain itu, ketika Tuhan menubuatkan kedatangan-Nya kembali, Dia berfirman, 'Karena sama seperti kilat yang memancar dari satu bagian di bawah langit, bersinar sampai ke bagian lain di bawah langit; demikian juga Anak Manusia saat hari kedatangan-Nya tiba. Tetapi pertama-tama Dia harus mengalami berbagai penderitaan dan ditolak oleh generasi ini' Lukas 1724-25. 'Anak Manusia' yang disebutkan di sini merujuk pada seseorang yang lahir dari seorang manusia dan yang memiliki kemanusiaan normal. Kita tahu bahwa Tuhan Yesus disebut Anak Manusia dan Kristus karena Dia adalah inkarnasi dari Roh Tuhan. Secara lahiriah, Dia tampak seperti manusia normal biasa, dan tidak ada yang tahu bahwa Dia adalah Tuhan, dan tidak ada yang tahu identitas sejati-Nya. Bagi manusia, identitas-Nya tetap dirahasiakan sampai Tuhan Yesus berfirman dan mulai melakukan pekerjaan-Nya, dan baru kemudian orang-orang mengenali-Nya sebagai Tuhan dan sebagai Kristus. Oleh karena itu, Tuhan menubuatkan bahwa kedatangan-Nya kembali akan sama seperti kedatangan Anak Manusia, dan ini benar-benar berarti bahwa Tuhan akan berinkarnasi sebagai Anak Manusia dan datang secara rahasia." Setelah Saudara Li selesai bicara, aku dengan saksama merenungkan ayat-ayat Alkitab tersebut dan berpikir dalam hati Persekutuan saudara itu cocok dengan Alkitab, persekutuan itu mengandung pencerahan Roh Kudus dan mengandung penjelasan baru. Sepertinya Tuhan benar-benar akan datang kembali sebagai Anak Manusia dan datang secara rahasia. Aku pernah membaca ayat-ayat ini sebelumnya, jadi mengapa aku tidak pernah menyadarinya? Oleh karena itu, aku berkata kepada saudara itu, "Aku mengerti apa yang telah engkau persekutukan. Jadi, kata-kata 'Anak Manusia akan datang' dan 'bagaikan pencuri' benar-benar berarti bahwa Tuhan akan berinkarnasi sebagai Anak Manusia dan datang secara rahasia. Ini pemahaman yang cukup murni. Namun, aku tetap belum mengerti. Jika, ketika Tuhan datang kembali, Dia benar-benar datang secara rahasia dalam daging yang berinkarnasi, lalu bagaimana nubuat dalam Alkitab bahwa Tuhan akan datang dengan awan-awan dan setiap pasang mata akan melihat-Nya dapat dijelaskan?" Saudara Li tersenyum dan berkata, "Dulu aku juga bingung dengan hal ini. Dulu aku berpikir bahwa, benar-benar sebuah kontradiksi bahwa satu nubuat menyatakan Tuhan akan datang secara rahasia bagaikan seorang pencuri, sementara nubuat yang lain menyatakan bahwa Dia akan datang di atas awan putih dan akan muncul secara terbuka. Baru kemudian, dengan terus mencari dan membahas masalah ini dengan saudara-saudari, aku menjadi mengerti bahwa ada hikmat Tuhan di baliknya. Sebenarnya, dua cara di mana Tuhan akan datang kembali tidak bertentangan sama sekali, tetapi keduanya berurutan. Pertama, Tuhan akan berinkarnasi sebagai Anak Manusia, dan akan muncul dan melakukan pekerjaan-Nya, dan kemudian Dia akan datang dengan awan-awan dan muncul secara terbuka. Selain itu, ini berhubungan dengan pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, seperti yang dinyatakan dalam Surat Pertama Petrus 417, 'Karena waktunya akan datang penghakiman harus dimulai di rumah Tuhan.' Dan dalam Yohanes 1248, dinyatakan, 'Dia yang menolak Aku dan tidak menerima firman-Ku, sudah ada yang menghakiminya firman yang Aku nyatakan, itulah yang akan menghakiminya di akhir zaman.' Kita dapat melihat jelas dari ayat-ayat ini bahwa ketika Tuhan berinkarnasi di akhir zaman, Dia akan melakukan pekerjaan penghakiman yang dimulai di rumah Tuhan, dan dengan mengungkapkan kebenaran, Tuhan akan menghakimi dan menyucikan manusia untuk menyempurnakan sekelompok orang menjadi pemenang. Gadis-gadis bijaksana mendengar suara Tuhan dan kemudian dapat menyambut-Nya dan mengikuti jejak Anak Domba. Oleh karena itu, sementara Tuhan bekerja secara rahasia, semua orang yang menerima air dan makanan dari firman Tuhan, yang watak rusaknya disucikan dan yang mampu sepenuhnya membuang pengaruh gelap Iblis, akan menjadi pemenang yang disempurnakan oleh Tuhan. Inilah tepatnya yang menggenapi nubuat dalam Kitab Wahyu 'Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan; sebab mereka murni. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba ke mana pun Dia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia, sebagai buah sulung bagi Tuhan dan Anak Domba. Dan di dalam mulut mereka tidak ditemukan kelicikan karena mereka tidak bercacat di hadapan takhta Tuhan' Wahyu 144–5. Setelah pemenang disempurnakan, pekerjaan rahasia inkarnasi Tuhan akan selesai, Tuhan akan datang kembali ke Sion dengan kemuliaan dan bencana besar akan turun ke dunia. Pada saat itu, semua orang yang menentang dan mengutuk Kristus pada akhir zaman sementara Dia melakukan pekerjaan-Nya secara rahasia akan dilanda bencana dan akan dihukum. Ini menggenapi nubuat yang dinyatakan dalam Wahyu 17, 'Lihatlah, Dia datang dengan awan-awan; dan setiap mata akan melihat-Nya, juga mereka yang menikam Dia dan semua orang di bumi akan meratap karena Dia.' Oleh karena itu, ketika Tuhan datang kembali pada akhir zaman, Dia datang awalnya secara rahasia dan kemudian secara terbuka. Waktu ketika Tuhan melakukan pekerjaan-Nya secara rahasia adalah tahap di mana Tuhan menyelamatkan dan menyempurnakan manusia, dan ketika Dia datang dengan awan-awan, itu akan menjadi saat ketika Tuhan akan muncul secara terbuka kepada umat manusia dan akan menghargai yang baik dan menghukum yang jahat, dan mereka yang belum menerima pekerjaan rahasia Tuhan akan dilanda bencana dengan banyak ratapan dan kertakan gigi. Dengan cara ini, gandum akan dipisahkan dari lalang, domba dari kambing, dan gadis-gadis bijaksana dari gadis-gadis bodoh." Setelah mendengarkan persekutuan dari Saudara Li, hatiku tiba-tiba dipenuhi dengan terang dan, dengan penuh emosi, aku berkata, "Saudaraku, aku mengerti persekutuanmu. Jadi, ternyata cara Tuhan akan datang kembali adalah bahwa Dia pertama-tama berinkarnasi sebagai Anak Manusia untuk melakukan pekerjaan penghakiman dan, setelah Dia menyempurnakan sekelompok pemenang sebelum terjadi bencana, ketika bencana benar-benar turun, Tuhan kemudian akan mulai mengupah yang baik dan menghukum yang jahat, dan Dia akan muncul secara terbuka kepada semua negara dan bangsa. Dengan cara ini, tidak ada kontradiksi dalam nubuat dalam Alkitab. Aku juga mengerti bahwa jika Tuhan datang langsung dengan awan-awan dan muncul secara terbuka kepada semua orang, semua orang akan jatuh ke tanah untuk menerima-Nya dan menaati-Nya, dan kemudian gandum tidak akan terpisah dari lalang, maupun domba dari kambing—Tuhan sangat bijaksana untuk datang secara rahasia! Namun, mengingat kedatangan kembali Tuhan pertama-tama adalah bahwa Dia datang secara rahasia, bagaimana kemudian kita dapat menyambut-Nya?" Sambil tersenyum, Saudara Li berkata, "Syukur pada Tuhan. Ini pertanyaan penting, dan aku sudah mencari jawabannya saat berada di kebaktian rekan kerja itu. Saudara-saudari membacakan beberapa ayat Alkitab untukku." Kagum, aku berkata, "Ini juga tercatat dalam Alkitab? Ayat yang mana?" Saudara Li berkata, "Dalam Yohanes 1612–13, Tuhan Yesus berfirman, 'Ada banyak hal lain yang bisa Kukatakan kepadamu, tetapi engkau tidak bisa menerima semuanya itu saat ini. Namun, ketika Dia, Roh Kebenaran itu, datang, Dia akan menuntun engkau sekalian ke dalam seluruh kebenaran karena Dia tidak akan berbicara tentang diri-Nya sendiri; tetapi Dia akan menyampaikan segala sesuatu yang telah didengar-Nya dan Dia akan menunjukkan hal-hal yang akan datang kepadamu.' Wahyu 320 menyatakan, 'Lihatlah, Aku berdiri di pintu dan mengetuk kalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membuka pintu itu, Aku akan datang masuk kepadanya, dan bersantap dengannya, dia bersama-Ku.' Dan dalam Yohanes 1027, Tuhan Yesus berfirman, 'Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka, dan mereka mengikut Aku.' Ini hanya beberapa contoh. Dari nubuat-nubuat ini kita dapat melihat bahwa, ketika Tuhan datang kembali pada akhir zaman, Dia akan menyampaikan lebih banyak firman, dan dengan mengungkapkan kebenaranlah Tuhan akan mengetuk pintu kita, mencari kawanan domba-Nya. Oleh karena itu, kita harus cermat mendengarkan suara Tuhan, karena hanya dengan begitu kita dapat menjadi gadis bijaksana dan menyambut kedatangan Tuhan. Seperti ketika Tuhan Yesus memanggil Nathaniel, misalnya. Tanpa melihat Nathaniel, Tuhan tahu bahwa dia sedang berdoa di bawah pohon ara, dan Dia tahu bahwa hati Nathaniel tidak menyimpan tipu daya, sehingga Nathaniel dapat mengetahui dari firman Tuhan Yesus bahwa Dia adalah 'Anak Tuhan' dan 'Raja Israel'. Dan karena para murid, seperti Petrus dan Yohanes, mendengar Tuhan Yesus berbicara, mereka mengenali bahwa Dia memang Kristus. Kita dapat melihat dari fakta-fakta ini bahwa mereka yang mendengar suara Tuhan, yang dapat mengatakan bahwa firman Tuhan adalah kebenaran dan dapat menerima dan menaati penampilan dan pekerjaan Tuhan, hanya merekalah yang dapat diangkat di hadapan Tuhan, dan hanya merekalah gadis bijaksana. Oleh karena itu, agar kita bisa menyambut Tuhan, kita harus memiliki hati yang mencari dengan pikiran terbuka, dan ketika kita mendengar seseorang bersaksi tentang pekerjaan dan firman Tuhan yang datang kembali, kita harus secara aktif mencari dan menyelidikinya, karena hanya dengan begitu, kita bisa mendapatkan kesempatan untuk menyambut Tuhan." Aku sepenuhnya setuju, dan berkata, "Jika kita ingin menyambut kedatangan kembali Tuhan, kita harus belajar bagaimana mendengar suara Tuhan, dan inilah jalan yang harus kita lalui. Orang-orang Farisi pada masa Yesus menantikan kedatangan Mesias, tetapi mereka gagal mendengarkan suara Tuhan, maka ketika Tuhan Yesus muncul dan bekerja sebagai Anak Manusia, mereka membatasi Tuhan dengan gagasan dan imajinasi mereka sendiri. Meskipun mendengar Tuhan berfirman dan tahu bahwa firman-Nya tidak mungkin diucapkan oleh manusia, mereka tetap menolak untuk menerimanya dan memilih untuk berpegang teguh pada gagasan dan imajinasi mereka sendiri. Mereka menentang dan mengutuk Tuhan Yesus, dan akhirnya mereka membuat Tuhan Yesus disalib, sehingga membuat marah watak Tuhan, dan Israel kemudian menderita pedihnya penaklukan nasional. Kegagalan orang-orang Farisi berfungsi sebagai peringatan bagi kita. Aku sendiri telah begitu bodoh, selalu berpegang teguh pada gagasan bahwa Tuhan akan datang di atas awan putih. Jika bukan karena persekutuan kita hari ini, mungkin aku akan terus berpegang teguh pada gagasanku seperti yang dilakukan oleh orang-orang Farisi. Baiklah, aku tidak akan menatap langit lagi. Sebagai gantinya, aku harus cermat mendengarkan suara Tuhan, karena hanya dengan begitu, aku akan mendapatkan kesempatan untuk menyambut kedatangan kembali Tuhan." 



 Sebelum aku menyadarinya, pagi hari telah berlalu hingga sore. Dalam perjalanan pulang, aku sesekali memandang ke langit dan melihat awan putih bergulung-gulung. Ada perasaan yang tidak dapat diungkapkan dalam hatiku, dan aku berpikir Aku tidak akan menatap langit lagi. Aku harus menjadi seperti seorang gadis bijaksana, dan jika ada gereja yang memberitakan bahwa Tuhan telah datang kembali dan bahwa Dia sedang mengungkapkan kebenaran, maka aku akan cermat mendengarkan suara Tuhan. Hanya dengan cara itu aku dapat menyambut kedatangan Tuhan dan diangkat ke dalam kerajaan surgawi 
 Kita sedang melihat bencana terjadi silih berganti, dan pandemi sedang melanda dunia. Orang percaya telah sangat menantikan Tuhan untuk datang kembali di atas awan dan mengangkat mereka ke langit, untuk menyelamatkan mereka dari dunia yang gelap ini dan dari bencana, dan untuk membawa mereka ke dalam kerajaan surga. Mereka telah menatap ke langit dan berdoa tanpa henti, menantikan untuk melihat Tuhan di atas awan, terus menantikan tanpa henti, takut Tuhan akan datang dan mereka akan jatuh ke dalam bencana. Namun, mereka merasa kecewa karena melihat bahwa bencana telah datang, tetapi mereka masih belum menyambut Tuhan Yesus turun dari langit. Banyak orang yang bertanya-tanya, apakah Tuhan Yesus benar-benar akan datang. Ada yang merasa gelisah, berpikir bahwa mungkin mereka telah dilemparkan ke dalam bencana oleh Tuhan. Merasa tidak berdaya, banyak pendeta mengubah cerita mereka, mengatakan bahwa Tuhan akan datang selama atau setelah bencana. Beberapa orang bahkan berani mengeklaim bahwa Tuhan akan datang pada tahun 2028 atau tahun 2030. Penafsiran Kitab Suci ini bisa membuat orang percaya jatuh ke dalam bencana, tetapi dengan perasaan yakin bahwa semuanya baik-baik saja. Namun, selama apa pun mereka telah beriman atau sekeras apa pun mereka telah bekerja, mereka belum menyambut Tuhan. Kita dapat membayangkan betapa sulitnya hal ini. Orang-orang beriman semua tahu apa yang Alkitab katakan, dan bahwa jatuh ke dalam bencana, meratap dan menggertakkan gigi adalah tanda kehinaan, sedangkan keberhasilan atau kegagalan dalam iman ditentukan dengan menyambut Tuhan sebelum bencana. Lalu, mengapa orang-orang di dunia keagamaan belum menyambut Tuhan, tetapi telah jatuh ke dalam bencana? Mungkinkah Tuhan tidak setia, itulah sebabnya Dia masih belum menampakkan diri? Sama sekali tidak. Kegagalan dunia keagamaan menyambut Tuhan bukan berarti Dia belum datang kembali. Sebenarnya, Dia sudah lama datang kembali dalam daging, menampakkan diri dan bekerja sebagai Anak manusia. Banyak orang dari semua denominasi telah mendengar suara Tuhan dan menyambut Tuhan. Namun, orang dalam dunia keagamaan yang berpegang teguh pada gagasan bahwa Dia datang di atas awan itu belum menyambut Tuhan. Pada tahun 1991, Kilat dari Timur mulai memberi kesaksian tentang penampakan dan pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa. Itulah kesaksian mereka selama tiga dekade penuh. Tuhan Yang Mahakuasa telah mengungkapkan jutaan firman dan orang-orang dari semua denominasi yang mencintai kebenaran telah membaca firman-Nya, mengenalinya sebagai kebenaran murni, menyadari bahwa mereka sedang mendengar suara Tuhan, dan datang ke hadapan Tuhan Yang Mahakuasa, menyambut Tuhan. Kebenaran yang diungkapkan oleh Tuhan Yang Mahakuasa telah sejak lama dipublikasikan secara online, bersinar dari Timur ke Barat seperti terang besar, menerangi seluruh dunia, yang sepenuhnya menggenapi firman Tuhan Yesus "Karena sama seperti kilat datang dari arah timur dan bersinar ke arah barat, demikianlah kedatangan Anak Manusia kelak" Matius 2427. Penampakan dan pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa telah mengguncangkan seluruh dunia, sementara kekuatan antikristus dunia keagamaan telah menghakimi, mengutuk, dan menentang Kilat dari Timur bahkan tanpa menyelidiki penampakan dan pekerjaan Tuhan. Satu-satunya dasar mereka adalah bahwa setiap Tuhan Yesus yang tidak datang di atas awan adalah palsu, dan Tuhan yang berinkarnasi pasti adalah Kristus palsu. Kita semua bisa melihat bahwa dunia keagamaan tidak menyambut Tuhan, tetapi telah jatuh ke dalam bencana sepenuhnya karena mereka belum mengikuti nubuat Tuhan Yesus untuk menyambut Dia, tetapi telah mengikuti gagasan mereka sendiri, dengan sewenang-wenang memutuskan bahwa Tuhan harus datang kembali di atas awan. Mereka merindukan Tuhan untuk datang dan langsung mengangkat mereka ke dalam kerajaan surga tanpa menerapkan firman Tuhan. Melakukan kesalahan yang mengerikan dalam hal yang sama pentingnya dengan menyambut Tuhan berarti kehilangan kesempatan untuk diangkat, dan mereka akhirnya akan jatuh ke dalam bencana, meratap, dan menggertakkan gigi. Ini menggenapi firman Tuhan "Umat-Ku hancur karena kurangnya pengetahuan" Hosea 46. Untuk mengetahui apakah Tuhan Yesus datang di atas awan atau tidak atau apakah Dia menampakkan diri untuk bekerja sebagai Anak Manusia yang berinkarnasi atau tidak, kita harus terlebih dahulu tenang dan merenungkan dengan serius beberapa nubuat Tuhan Yesus tentang kedatangan-Nya yang kedua kali, dan mungkin mendapati diri kita sangat dicerahkan. Mari kita lihat beberapa ayat. "Karena sama seperti kilat datang dari arah timur dan bersinar ke arah barat, demikianlah kedatangan Anak Manusia kelak" Matius 2427. "Karena sama seperti kilat yang memancar dari satu bagian di bawah langit, bersinar sampai ke bagian lain di bawah langit; demikian juga Anak Manusia saat hari kedatangan-Nya tiba. Tetapi pertama-tama Dia harus mengalami berbagai penderitaan dan ditolak oleh generasi ini" Lukas 1724-25. "Karena itu hendaklah engkau berjaga-jaga sebab Anak Manusia akan datang pada waktu yang tidak engkau duga" Matius 2444. "Sama seperti pada zaman Nuh, begitu juga saat kedatangan Anak Manusia" Matius 2437. "Dan pada tengah malam terdengar teriakan, 'Lihat, mempelai laki-laki datang; keluarlah menyambutnya'" Matius 256. "Jika engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang kepadamu bagaikan pencuri dan engkau tidak akan tahu kapan waktunya Aku akan datang kepadamu" Wahyu 33. "Lihatlah, Aku datang bagaikan pencuri" Wahyu 1615. "Lihatlah, Aku berdiri di pintu dan mengetuk kalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membuka pintu itu, Aku akan datang masuk kepadanya, dan bersantap dengannya, dia bersama-Ku" Wahyu 320. Jika kita merenungkan ayat-ayat ini dengan saksama, tidak sulit untuk menyadari bahwa nubuat Tuhan tentang kedatangan-Nya kembali selalu menyebut "Anak Manusia", "kedatangan Anak Manusia", "Anak Manusia datang", "Anak Manusia saat hari kedatangan-Nya tiba", "Sama seperti pada zaman Nuh, begitu juga saat kedatangan Anak Manusia". Tuhan Yesus mengatakan "kedatangan Anak Manusia" berkali-kali, yang sangat penting bagi kita untuk menyambut Tuhan pada akhir zaman. Jadi, mengacu pada siapakah "Anak Manusia"? Ini pasti mengacu pada Roh Tuhan yang mengenakan daging sebagai Anak Manusia. Ini sepenuhnya mengacu pada inkarnasi Tuhan. Tuhan juga mengatakan berkali-kali Dia akan datang kembali "bagaikan pencuri". Jadi, apa arti "bagaikan pencuri" ini? Ini berarti Tuhan datang dengan diam-diam, secara rahasia—ketika orang tidak mengetahuinya, Tuhan menjadi daging sebagai Anak manusia, secara diam-diam turun untuk berfirman dan bekerja. Kita dapat yakin bahwa kedatangan Tuhan pada akhir zaman adalah sebagai Anak Manusia, dan itu terjadi sebelum bencana, yaitu, ketika dunia berada pada titik tergelapnya. "Dan pada tengah malam terdengar teriakan, 'Lihat, mempelai laki-laki datang; keluarlah menyambutnya'" Matius 256. Kilat dari Timur telah bersaksi tentang Tuhan Yang Mahakuasa sejak tahun 1991, sampai sekarang pada tahun 2021, dan selama 30 tahun ini, mereka telah mengalami penindasan, penangkapan, dan penganiayaan secara gila-gilaan oleh PKT. PKT bahkan telah menggunakan mesin propaganda nasionalnya, menyebarkan nama "Tuhan Yang Mahakuasa" yang diberitakan Kilat dari Timur ke seluruh dunia, menjadikannya terkenal sehingga semua orang familier dengannya. Ini menggenapi nubuat Tuhan Yesus "Karena sama seperti kilat yang memancar dari satu bagian di bawah langit, bersinar sampai ke bagian lain di bawah langit; demikian juga Anak Manusia saat hari kedatangan-Nya tiba. Tetapi pertama-tama Dia harus mengalami berbagai penderitaan dan ditolak oleh generasi ini" Lukas 1724-25. Setelah Kilat dari Timur memberikan kesaksian tentang Tuhan Yang Mahakuasa selama bertahun-tahun, orang-orang dari semua denominasi yang mencintai kebenaran membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa dan mengenalinya sebagai kebenaran, sebagai perkataan Roh Kudus kepada gereja-gereja. Mereka mendengar suara Tuhan, dan dengan sukacita menerima Tuhan Yang Mahakuasa. Mereka adalah gadis bijaksana yang telah diangkat ke hadapan takhta Tuhan dan sedang menghadiri perjamuan Tuhan. Bahkan ada banyak orang yang dahulu menghakimi dan mengutuk Tuhan Yang Mahakuasa, yang kemudian membaca firman-Nya dan akhirnya mendengar suara Tuhan dan datang ke hadapan Tuhan. Mereka kemudian diliputi rasa penyesalan karena telah menentang dan mengutuk Tuhan Yang Mahakuasa. Gadis bijaksana yang menghadiri perjamuan kawin Anak Domba ini sedang bersaksi bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah penampakan, kedatangan Anak manusia pada akhir zaman. Namun, mereka yang berpegang teguh pada Kitab Suci secara harfiah, yang menolak untuk menerima selain Tuhan yang datang di atas awan adalah gadis bodoh yang jatuh ke dalam bencana. Mereka hanya bisa menanti untuk melihat Tuhan Yesus menampakkan diri di atas awan setelah malapetaka besar. Alasan utama orang-orang ini tidak mau menyambut Tuhan adalah mereka hanya memercayai nubuat Alkitab dari manusia, tetapi tidak memercayai nubuat dari mulut Tuhan Yesus sendiri. Mereka hanya mau menerima Tuhan datang di atas awan, tetapi menolak kenyataan bahwa Tuhan dalam daging menampakkan diri dan bekerja sebagai Anak Manusia. Mereka sangat tersesat dan bodoh! Tuhan menyebut "Anak Manusia" berkali-kali ketika berbicara tentang kedatangan-Nya, tetapi begitu banyak pendeta dan sarjana Alkitab yang "cerdas" dan "bijaksana" telah mengacaukan gagasan tentang Anak Manusia, melakukan kesalahan yang menyedihkan. Mereka adalah korban dari kecerdasan mereka sendiri! Tuhan Yang Mahakuasa telah mengungkapkan begitu banyak kebenaran, tetapi mereka tetap menolak untuk melihat Dia sebagai Anak manusia. Bukankah itu adalah kebutaan? Jika Dia bukan Tuhan yang berinkarnasi, bagaimana mungkin Dia mengungkapkan begitu banyak kebenaran? Mereka masih berpegang teguh pada gagasan bahwa mereka hanya dapat menerima Tuhan Yesus yang turun di atas awan, dan itulah sebabnya mereka kehilangan kesempatan untuk diangkat, justru jatuh ke dalam bencana. Itu akan menjadi penyesalan abadi. Kita semua bisa memahami bahwa Tuhan telah datang kembali sebagai Anak manusia yang berinkarnasi untuk bekerja. Ini fakta tak terbantahkan yang tidak dapat disangkal oleh siapa pun. Namun, banyak orang yang bertanya tentang "Lihatlah, Dia datang dengan awan-awan" dalam Wahyu 17, berpikir itu berarti Tuhan akan turun di atas awan. Dan bukankah mengatakan Dia akan datang dengan awan-awan, dan mengatakan Dia akan datang sebagai Anak Manusia adalah bertentangan? Kelihatannya mungkin seperti itu, tetapi sebenarnya tidak ada pertentangan di sini. Itu hanyalah tantangan bagi pemahaman manusia. Setiap nubuat Alkitab pasti akan digenapi, tetapi ada proses tertentu, dan ada langkah-langkahnya. Juga ada urutan bagi penampakan Anak Manusia dan kedatangan Tuhan di atas awan. Tuhan terlebih dahulu berinkarnasi dan datang secara rahasia untuk bekerja, dan kemudian Dia secara terbuka menampakkan diri di atas awan. Mengapa itu terjadi dalam dua langkah? Apa yang terjadi sementara itu? Ada misteri di dalamnya. Mari kita terlebih dahulu melihat apa yang dinubuatkan Tuhan Yesus. Tuhan Yesus berfirman "Ada banyak hal lain yang bisa Kukatakan kepadamu, tetapi engkau tidak bisa menerima semuanya itu saat ini. Namun, ketika Dia, Roh Kebenaran itu, datang, Dia akan menuntun engkau sekalian ke dalam seluruh kebenaran" Yohanes 1612-13. "Sucikanlah mereka dengan kebenaran-Mu firman-Mu adalah kebenaran" Yohanes 1717. "Dan kalau ada orang yang mendengar perkataan-Ku, dan tidak percaya, Aku tidak menghakiminya karena Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkan dunia. Dia yang menolak Aku dan tidak menerima firman-Ku, sudah ada yang menghakiminya firman yang Aku nyatakan, itulah yang akan menghakiminya di akhir zaman" Yohanes 1247-48. "Karena Bapa tidak menghakimi siapa pun, tetapi telah menyerahkan seluruh penghakiman itu kepada Anak. ... Dan Dia juga sudah memberikan kepada-Nya otoritas untuk mengadakan penghakiman, karena Dia adalah Anak Manusia" Yohanes 522, 27. Dan "Karena waktunya akan datang penghakiman harus dimulai di rumah Tuhan" 1 Petrus 417. Nubuat Tuhan Yesus telah digenapi seluruhnya. Anak Manusia telah datang secara diam-diam ketika umat manusia sama sekali tidak menduganya dan telah mengungkapkan begitu banyak kebenaran, melakukan pekerjaan penghakiman pada akhir zaman. Dia adalah Roh kebenaran yang membimbing umat pilihan Tuhan ke dalam seluruh kebenaran dan telah membentuk sekelompok pemenang sebelum bencana. Injil Kerajaan Tuhan Yang Mahakuasa juga telah menyebar ke semua negara di dunia. Ini memperlihatkan bahwa Tuhan Yang Mahakuasa telah mengalahkan Iblis dan memperoleh segala kemuliaan. Sekarang setelah malapetaka besar dimulai, Tuhan telah membentuk sekelompok pemenang dan pekerjaan besar-Nya sedang diselesaikan. Setelah bencana, Tuhan akan secara terbuka menampakkan diri di atas awan kepada semua manusia dan semua bangsa. Pada saat itu, nubuat tentang kedatangan Anak Manusia dan kedatangan Tuhan di atas awan akan digenapi sepenuhnya. Sejak Tuhan Yang Mahakuasa menampakkan diri dan memulai penghakiman-Nya yang dimulai di rumah Tuhan, mereka yang telah menerima Tuhan Yang Mahakuasa makan dan minum firman Tuhan setiap hari, dan dengan menerima penghakiman dan pentahiran Tuhan, mereka secara berangsur melepaskan diri dari dosa dan kekuatan Iblis. Tuhan telah menjadikan mereka pemenang sebelum bencana, dan mereka adalah buah sulung. Ini sepenuhnya menggenapi nubuat kitab Wahyu "Lihatlah, Aku berdiri di pintu dan mengetuk kalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membuka pintu itu, Aku akan datang masuk kepadanya, dan bersantap dengannya, dia bersama-Ku" Wahyu 320. "Mereka ditebus dari antara manusia, sebagai buah sulung bagi Tuhan dan Anak Domba" Wahyu 144. Sudah tiga dekade penuh sejak Tuhan Yang Mahakuasa datang secara diam-diam untuk melakukan pekerjaan penghakiman-Nya pada akhir zaman. Dia mengungkapkan begitu banyak kebenaran, mengungkapkan semua misteri Alkitab dan rencana pengelolaan tahun Tuhan. Dia berfirman begitu banyak untuk menghakimi dan menyingkapkan esensi manusia yang rusak, dan firman ini adalah jalan kebenaran yang memampukan kita untuk menyingkirkan dosa dan kekuatan Iblis, dan diselamatkan sepenuhnya. Umat pilihan Tuhan yang dihakimi, dihajar, dipangkas, ditangani, diuji, dan dimurnikan oleh Tuhan Yang Mahakuasa, melihat dengan jelas kerusakan mereka sendiri, merasa malu tanpa tempat untuk bersembunyi, dan sujud di hadapan Tuhan, penuh penyesalan, membenci diri mereka sendiri. Mereka juga melihat bahwa watak benar Tuhan tidak akan menoleransi pelanggaran dan membangun rasa hormat kepada Tuhan, secara berangsur mulai takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan, sungguh bertobat dan berubah. Tuhan Yang Mahakuasa telah membentuk sekelompok pemenang sebelum bencana, mendapatkan buah sulung. Kesaksian para pemenang ini telah dibuat menjadi video dan film yang tersedia secara online, yang benar-benar meyakinkan bagi semua orang yang menontonnya. Sangat jelas bahwa ini adalah penampakan dan pekerjaan Tuhan pada akhir zaman! Tuhan Yang Mahakuasa telah mengungkapkan begitu banyak kebenaran dan melakukan pekerjaan yang begitu besar, tidak hanya mengguncangkan seluruh dunia, tetapi seluruh alam semesta. Tuhan Yang Mahakuasa telah mengubah dunia, mengakhiri zaman lama, memulai zaman baru. Zaman Kerajaan telah dimulai. Ini membuktikan bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah penampakan Anak Manusia, Tuhan Yesus yang datang kembali. Juruselamat kita telah menampakkan diri dan sedang bekerja! Pekerjaan penghakiman yang dimulai di rumah Tuhan pada dasarnya telah berakhir dan dengan itu, malapetaka besar telah turun. Dapat dikatakan bahwa bencana telah dimulai dan bencana itu akan makin besar. Semua pelaku kejahatan dan kekuatan jahat yang menentang Tuhan akan dihukum dan dimusnahkan dalam bencana, sedangkan mereka yang ditahirkan melalui penghakiman dan hajaran Tuhan pada akhir zaman akan dilindungi dan dijaga oleh Tuhan melewati bencana. Ketika bencana berakhir, dunia Iblis yang jahat ini akan dimusnahkan, dan kemudian Tuhan akan menampakkan diri kepada semua orang secara terbuka di atas awan. Ini akan menjadi penggenapan nubuat dalam Wahyu 17 "Lihatlah, Dia datang dengan awan-awan; dan setiap mata akan melihat-Nya, juga mereka yang menikam Dia dan semua orang di bumi akan meratap karena Dia." Mengapa semua orang akan meratap? Karena Tuhan Yang Mahakuasa telah mengungkapkan begitu banyak kebenaran dan melakukan pekerjaan yang begitu besar, dan bukan saja mereka menolak untuk menyelidikinya, tetapi mereka mengutuk, menghakimi, dan menghujat Dia bersama dengan kekuatan antikristus dunia keagamaan. Mereka telah menyinggung watak Tuhan dan telah jatuh ke dalam bencana. Mereka akhirnya akan menyesal, meratap, dan menggertakkan gigi mereka, yang akan menjadi penggenapan nubuatan kitab Wahyu yang menyedihkan bahwa "dan semua orang di bumi akan meratap karena Dia." Mereka yang telah ditahirkan dan disempurnakan dengan menerima penghakiman dan hajaran Tuhan Yang Mahakuasa akan melihat Tuhan menampakkan diri secara terbuka dan akan menari dengan sukacita yang tak tertahankan, memuji kemahakuasaan, hikmat, dan keadilan Tuhan. Sebagaimana Tuhan Yang Mahakuasa berfirman "Belas kasihan-Ku Kuungkapkan kepada orang-orang yang mengasihi Aku dan menyangkal dirinya sendiri. Sementara itu, hukuman menimpa orang-orang jahat, yang justru merupakan bukti dari watak-Ku yang benar dan bahkan lebih dari itu, merupakan kesaksian akan murka-Ku. Ketika bencana datang, semua orang yang menentang Aku akan menangis saat mereka menjadi korban kelaparan dan wabah. Mereka yang telah melakukan segala macam kejahatan, tetapi telah mengikuti Aku selama bertahun-tahun, tidak akan luput membayar dosa-dosa mereka; mereka juga akan dilemparkan ke dalam bencana, seperti yang jarang terlihat selama jutaan tahun, dan mereka akan hidup dalam keadaan panik dan ketakutan terus-menerus. Dan, para pengikut-Ku, yang telah menunjukkan kesetiaan kepada-Ku, akan bersukacita dan mengelu-elukan keperkasaan-Ku. Mereka akan mengalami kepuasan yang tak terlukiskan dan hidup di tengah sukacita seperti yang belum pernah Kuanugerahkan sebelumnya kepada umat manusia. Karena Aku menghargai perbuatan baik manusia dan membenci perbuatan jahat mereka. Sejak pertama kali Aku mulai memimpin umat manusia, Aku telah sangat berharap untuk mendapatkan sekelompok orang yang sepikiran dengan-Ku. Sementara itu, mereka yang tidak sepikiran dengan-Ku, tidak akan pernah Kulupakan; Aku selalu membenci mereka dalam hati-Ku, menunggu kesempatan untuk memberi pembalasan kepada mereka, yang akan membuat-Ku senang melihatnya. Sekarang, hari-Ku akhirnya tiba, dan Aku tidak perlu lagi menunggu" "Persiapkan Perbuatan Baik yang Cukup demi Tempat Tujuanmu" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia". Tuhan Yang Mahakuasa mengungkapkan kebenaran untuk pekerjaan penghakiman-Nya pada akhir zaman untuk mentahirkan dan menyelamatkan umat manusia sepenuhnya. Inilah satu-satunya kesempatan umat manusia untuk diselamatkan dan masuk ke dalam kerajaan Tuhan, dan kesempatan sekali seumur hidup. Malapetaka besar sedang dimulai. Mereka yang sadar dan dengan segera menyelidiki pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa akan tepat waktu, karena Tuhan Yang Mahakuasa berfirman, "Ketika Aku menghajar orang banyak itu, mereka yang berada di dunia agamawi, dalam tingkat yang beragam, akan kembali ke kerajaan-Ku, ditaklukkan oleh pekerjaan-Ku, karena mereka akan melihat kedatangan Yang Mahakudus yang berada di atas awan putih" "Bab 26, Firman Tuhan kepada Seluruh Alam Semesta" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia". Kita bisa memahami bahwa ada orang-orang yang akan mendengar suara Tuhan dan melihat perbuatan-Nya, datang ke hadapan Tuhan, dan memperoleh keselamatan-Nya di tengah bencana. Yaitu diangkat dalam bencana dan itu adalah kesempatan terakhir mereka, dan juga belas kasihan Tuhan yang besar bagi umat manusia. Orang cerdas akan tahu pilihan apa yang harus diambil. Mereka yang menantikan kedatangan Tuhan di atas awan dengan penuh harap akan memiliki kesudahan yang jelas. Mari kita lihat satu bagian terakhir firman Tuhan Yang Mahakuasa hari ini. "Banyak orang mungkin tidak peduli dengan apa yang Aku katakan, tetapi Aku tetap ingin memberi tahu setiap orang yang disebut orang kudus yang mengikuti Yesus bahwa, ketika engkau melihat Yesus turun dari surga di atas awan putih dengan matamu sendiri, itu akan menjadi penampakan terbuka dari Sang Matahari Kebenaran. Barangkali itu akan menjadi saat yang sangat menyenangkan bagimu, tetapi ketahuilah bahwa saat engkau menyaksikan Yesus turun dari surga, saat itu jugalah engkau turun ke neraka untuk dihukum. Itu akan menjadi saat berakhirnya rencana pengelolaan Tuhan dan menjadi saat ketika Tuhan memberi upah kepada yang baik dan menghukum yang jahat. Karena penghakiman Tuhan sudah akan berakhir sebelum manusia melihat tanda-tanda, pada saat hanya ada pengungkapan kebenaran. Mereka yang menerima kebenaran dan tidak mencari tanda-tanda, sehingga mereka disucikan, akan kembali ke hadapan takhta Tuhan dan masuk ke dalam pelukan Sang Pencipta. Hanya mereka yang bersikeras percaya bahwa 'Yesus yang tidak datang kembali di atas awan putih adalah Kristus palsu' akan menerima hukuman abadi, karena mereka hanya percaya kepada Yesus yang menunjukkan tanda-tanda, tetapi tidak mengakui Yesus yang menyatakan penghakiman yang berat dan menunjukkan jalan sejati dan kehidupan. Jadi, hanya dengan cara itulah Yesus membereskan mereka pada saat Dia secara terbuka datang kembali di atas awan putih. Mereka terlalu keras kepala, terlalu percaya diri, terlalu congkak. Bagaimana mungkin orang-orang yang tidak berakhlak itu bisa diberi upah oleh Yesus? Kedatangan Yesus kembali adalah keselamatan besar bagi orang-orang yang mampu menerima kebenaran, tetapi bagi mereka yang tidak dapat menerima kebenaran, itu adalah tanda penghukuman. Engkau sekalian harus memilih jalanmu sendiri dan jangan menghujat Roh Kudus dan menolak kebenaran. Jangan menjadi orang yang bebal dan congkak, tetapi jadilah orang yang menaati tuntunan Roh Kudus, yang merindukan dan mencari kebenaran; hanya dengan cara inilah engkau sekalian akan mendapatkan manfaat" "Pada Saat Engkau Melihat Tubuh Rohani Yesus, Tuhan Sudah Menciptakan Langit dan Bumi yang Baru" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia".

dia datang diatas awan